SGJabar> Warga menyinggung sebagai 'Niat Jahat' apabila pemilik rumah makan tidak bisa membuktikan rekaman CCTV terkait identitas pelaku pencurian yang terjadi ditempat usaha kulinernya pada hari Jumat dinihari, (15/08/2025).
Bahkan sempat beredar postingan rekaman CCTV di medsos terkait kejadian pencurian itu, dalam unggahannya meminta bantuan warga untuk mengungkap identitas sekaligus menangkap pelakunya.
Namun berharap memperjelas postingan rekaman CCTV!! malah memicu kegaduhan baru ditengah masyarakat. Pasalnya, Candra Waluya, seorang warga Kampung Kertasari, Desa Cimurah, Karangpawitan mendapat surat panggilan kepolisian sektor Karangpawitan untuk dimintai klarifikasi perkara, dengan nomor surat: B/15/VIII/Res.5.1/2025/Reskrim.
Sontak!! surat pemanggilan kepolisian itu yang merujuk pada Laporan Polisi Nomor: LP/B/28/VIII/2025/Jbr/Res Grt/Sek. Karangpawitan membuat geram warga sekitar sekitar. "sangat jelas pelaku yang sempat terekam CCTV itu secara fisik tidak ada kemiripan sama sekali. Selain itu diwaktu kejadian hari Jumat dinihari lalu, Candra tengah berada di rumahnya," ungkap Haji Iwan, Paman dari Candra.
Dia sangat keberatan asal tuduhan tersebut yang dianggap menyerang kehormatan keluarganya. “Nama baik keluarga kami sudah jadi bahan cemoohan orang sekampung. Kami dirugikan, baik moril maupun materiil,” ujarnya.
Kepada awak media, Candra mengatakan ia serta keluarganya akan melakukan perlawanan atas tuduhan dirinya. "Ini fitnah keji yang ditujukan menyerang kehormatan saya dan keluarga, saya akan melaporkan balik penghinaan ini ke Polres Garut," imbuhnya singkat.
Menurutnya kasus ini kini bukan hanya soal dugaan pencurian, melainkan juga perang tuduhan dan pembelaan nama baik yang membakar emosi warga Kertasari.
Sementara Sang Pemilik Rumah Makan, Haji Asep Aripin mengatakan saat dirinya melaporkan kejadian pencurian itu tidak menyebutkan nama atau identitas pelaku yang terekam CCTV tersebut.
"Saya melaporkan kejadian pencurian dengan membawa bukti rekaman CCTV dan sama sekali tidak mengenal pelakunya," ujarnya. Sambil menjelaskan bahwa beberapa orang pegawainya sudah dimintai keterangan sebagai saksi oleh penyidik Reskrim sektor Karangpawitan.
Pada kesempatan ini, AA memohon maaf jika kejadian tersebut sempat menimbulkan kegaduhan di masyarakat. "Saya sudah minta bantuan ke Ketua RW setempat untuk mendampingi rencana pertemuan dengan pihak keluarga Candra, namun menurut informasinya masih menunggu kehadiran Haji Iwan dari Bandung.***